Pembelajaran


         Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) bahwa pembelajaran adalah berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang memberikan kepada orang lain supaya diketahui atau diturut. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses, cara menjadikan orang/mahluk hidup belajar. Dalam kamus pendidikan (1999) yang dimaksud dengan pembelajaran adalah penciptaan kondisi dan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang efisien dan efektif bagi peserta didik.

       Menurut Syah (2008), proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

       Oleh karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut  Jerome S. Bruner (Barlow, 1985) dalam  Syah (2008) proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase yaitu: 1) fase informasi (tahap penerimaan materi); 2) fase transformasi (tahap pengubahan materi); 3) fase evaluasi (tahap penilaian materi).

       Menurut Wittig (1981) dalam Syah (2008) setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:
1.  Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi). Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.
2.  Storage (tahap penyimpanan informasi). Pada tingkatan storage, seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang diperoleh ketika menjalani proses acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori.
3.  Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi). Pada tingkatan retrieval, seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, symbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang sedang dihadapi.


Referensi
Depdikbud Dirjen Dikti. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka.
Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya


Team Smart
read more “Belajar”