KEMISKINAN......
read more “Kemiskinan....”
Kemiskinan merupakan masalah sosial dimana kemiskinan tidak hanya menjadi masalah bagi negara yang sedang berkembang, bahkan negara majupun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar negara dunia ketiga. Kemiskinan menjadi salah satu tugas negara yang harus diselesaikan dengan melibatkan partisipasi dari semua unsur masyarakat untuk terlibat di dalamnya.
Menurut Nasikun (1995;10) kemiskinan didefiniskan sebagai: “ sebuah fenomena multifaset, multimensional, dan terpadu. Hidup miskin bukan hanya berarti hisup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Hodup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti hidup dalam aliensi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh karena itu pilihan-pilihan hidup yang sempit dan pengap”.
Kemiskinan dalam pengertian yang luas dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidak-mampuan baik secara individu, keluarga maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Dari berbagai sudut pandang pengertian kemiskinan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk, yakni kemiskinan struktural, kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan ,sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenaranya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin kultural berkaian erat dengan seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya, sekalipun ada pihak lain yang membantunya.
Menurut Nasikun (1995;10) kemiskinan didefiniskan sebagai: “ sebuah fenomena multifaset, multimensional, dan terpadu. Hidup miskin bukan hanya berarti hisup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Hodup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti hidup dalam aliensi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh karena itu pilihan-pilihan hidup yang sempit dan pengap”.
Kemiskinan dalam pengertian yang luas dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidak-mampuan baik secara individu, keluarga maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Dari berbagai sudut pandang pengertian kemiskinan dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk, yakni kemiskinan struktural, kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan ,sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenaranya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan miskin kultural berkaian erat dengan seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupannya, sekalipun ada pihak lain yang membantunya.