Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya (Kreitner dan Angelo, 2005).

Menurut Handoko (2001), kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Kepuasan kerja (Job Satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis dan Newstrom, 1989 dalam Amilin dan Dewi, 2008).

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan  kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid, et al., 2003).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.


Aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja menurut Robbins ( 1993 ), yaitu :
1. Kerja yang secara mental menantang
2. Imbalan yang pantas
3. Kondisi kerja yang mendukung
4. Rekan kerja yang mendukung
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Dan menurut Schemerhorn (2000) mengidentifikasi lima aspek lagi yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1. Pekerjaan itu sendiri ( work it self )
2. Penyelia (supervision )
3. Teman sekerja ( workers )
4. Promosi ( promotion )
5. Gaji/upah (pay )


Referensi

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE Press.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi (organizational Behavior) Edisi ke-5. Penterjemah: Erly Suandy. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Team Smart